MARI BICARA BID'AH

: :

BID'AH

Imam Nawawi memaknai bid’ah dalah mencipta suatu amalan yang tidak pernah ada pada zaman Rasulullah, dan ia membagikan bid’ah kepada dua macam, yaitu bid’ah asana seperti membaca talqin setelah dikebumikan mayat dan qabiha seperti shalat raghaib. Imam Nawawi mengtakhsis hadis dengan hadis, yaitu hadis yang bersifat umum ditakhsis dengan hadis yang khusus,

sedangkan Bin Baz mengartikan bid’ah adalah tiap-tiap perbuatan ibadah yang dilakukan yang tidak dipraktekkan oleh Rasul serta tidak ada asal dari Al-Qur’an, sunnah dan dari perbuatan khulafa ar-Rasyiddin, dan ia tidak membagikan bid’ah, semua bid’ah adalah ḍhalalah, ia juga menggunakan istilah “mungkar” untuk bid’ah dhalalah. Bin Baz berdalilkan ayat Al-Qur’an dan dikuatkan dengan hadis.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa, Bin Baz hanya mengkhususkan bid’ah dalam masalah ibadah saja, tetapi ia tidak menerangkan batasan ibadah dan yang bukan ibadah, seperti menghukumi sambutan maulid nabi itu sebagai bid’ah, sehingga definisinya sukar untuk diterapkan.
[[ Kata Kunci : Bid’ah Imam Nawawi, Syekh Abdul Aziz Bin Baz ]]

Bid’ah menurut etimologi Definisi bid'ah menurut etimologi diambil dari asal perkataan البدع yang artinya "Mencipta atau mengada-adakan sesuatu pekerjaan, amalan, benda atau perkara yang sama sekali tiada contoh atau misal sebelumnya".

Ibnu manzur berkata bid’ah adalah “telah membuat sesuatu bid‘ah (past tense), sedang membuatnya (present tense) dan bad‘an (masdar/ kata terbitan) berarti mengadakan dan memulaikan”. jamaknya adalah بدع (bida'), ia juga merupakan amalan yang bertentangan dengan sunnah yang berupa sesuatu urusan yang diada-adakan.

Kalimah bid'ah terdapat di dalam Al-Qu’ran yang digunakan dengan penggunaan istilahnya yang paling tepat dan sering mengikuti maksud serta pengertian yang dikehendaki oleh kalimah tersebut. Kenyataan ini dapat difahami melalui potong ayat, yang artinya; Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, Maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" lalu jadilah ia.

Penggunaan kalimah bid'ah pada ayat di atas adalah yang paling tepat, sebagaimana yang dimaksudkan oleh pengertian kalimah bid'ah menurut bahasa, karena hakikatnya hanya Allah SWT saja pencipta (melakukan bid'ah) hingga terciptanya langit, bumi dan segala sesuatu yang ada di alam ghaib atau di alam nyata. tidak pernah didahului oleh suatu contoh atau pencipta sebelum-Nya.

Persoalan bid’ah adalah persoalan khilafiyaḥ, meskipun demikian dalam realitasnya, perbedaan paham mengenai bid’ah secara langsung maupun tidak langsung ternyata telah melahirkan banyak konflik, antara satu kelompok dengan kelompok yang lain sehingga menimbulkan perbalahan dan lain sebagainya.

Salah satualasan yang digunakan dalam menilai bid’ah, adalah pratek keagamaan tersebut tidak pernah dilakukan oleh Nabi.

Disamping itu juga di dasarkan pada hadis nabi yang berbunyibahwa:


عن عائشة رضي هللا عنها قالت,قال رسول هللا صلي هللا عليه وسلم من احدث في امرنا هذا ما ليس منه فهو رد
Artinya: "Dari Aisyahberkata, Rasulullah saw, telahbersabda: barangsiapa mengada- ngadakan dalam urusan agama kami, sesuatu yang bukan bagian darinya, maka ia tertolak.”

Hal ini tentu saja banyak menimbulkan interpretasi, Akan tetapi dapat difahami bahwa bid’ah yang dikecam di dalam hadis ini adalah bid’ah (pratek-pratek agama maupun adat) yang sengaja dimaksukkan dalam agama yang tiada asal sama sekali dari al-Quran, hadis, ijma’ dan qias, termasuklah Imam Nawawi yang membagi bid’ah kepada dua macam yaitu asana danqabi'ah dan ia juga mempersetujui pembagian bid’ah kepada lima macam, yaitu bid’ah wajib, haram, makruh, mubah dan sunnah.

Namun hal ini berbeda dengan pendapat Syekh Abdul Aziz Bin Baz,ia berpendapat bahwa tidak boleh ada bid’ah dalam agama, dan semua bid’aha dalah sesat.

Jadi dapat difahami bahwa pendefinisian terhadap bid’ah adalah berbeda menurut keduannya, dan saling kontradiksi disebabkan oleh beberapa hal, seperti makna bid’ah, metode memahami dalil dan sebagainya.

Berdasarkan pembahasan di atas, artikel ini ditulis dengan judul: Konsep Bid’ah Menurut Imam Nawawi dan Syekh Abdul Aziz Bin Baz

Konsep Sunnah dan Bid’ah Menurut Ulama.

    a) Definisi Sunnah Definisi sunnah dibagikan kepada tiga kategori, yaitu sunnah menurut usuliyyun, fuqaha dan muhadisin.

Secara umum definisi menurut ulama ushul fiqih adalah,:


يطلقون السنة على ما صدر عن النبى صلى هللا عليه وسلم من قول او فعل او تقرير
Artinya: Sunnah adalah sesuatu yang berasal dari pada Nabi S.A.W baik perkataan atau perbuatan atau pengakuan.
menurut ulama fiqih pula adalah,:
السنة في اصطالح الفقهاء علي ما ليس بواجب فيقال: هذا الشيء سنة اي: ليس بفرض و ال واجب و ال محرم و ال مكروه
Artinya: Sunnah pada istilah adalah sesuatu yang bukan wajib, tidak juga fardu, wajib, haram dan makruh.

Seterusnya yang terakhir menurut ulama hadis sunnah adalah:


هي كل ما اثر عن الرسول صلي هللا عليه وسلم من قول أو فعل أو تقرير او صفة خلقية أو خلقية او سيرة سواء أكان ذلك قبل البعث كتحنة في غار حراء أم بعدها
Artinya: Sunnah adalah setiap apa yang ditinggalkan (diterima) dari Rasul SAW berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat fisik atau akhlak atau perikehidupan, baik sebelum diangkat menjadi rasul, seperti taharinust yang ia lakukan di Gua Hira’ atau sesudah kerasulan Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa menurutUlama Fiqih, sunnah adalah perbuatan-perbuatan Rasulullah yang mempunyai hukum syara’ yang bersangkutan dengan mukallaf,yang berarti suatu perbuatan yang akan mendapat pahala bila dikerjakan dan tidak berdosa bila ditinggalkan, manakala bagi golongan ushuliyyin pula, mereka melihat as-Sunnah sebagai pensyariat dan untuk mengeluarkan kaedah￾kaedah bagi para mujtahid.

Seterusnya bagi golongan muhadis,mereka mengkaji sunnah Rasul dengan melihat Rasul sebagai pemimpin yang membawa pentujuk dan tauladan yang baik kepada manusia, oleh karena itu, mereka mengkaji setiap hal yang berkaitan yang mempunyai hubungan dengan perjalanan hidup seperti sifat kejadian nabi, meliputi perbuatan dan perkataan.

Sementara itu, jika dilihat dalam arti yang lain, dapat disimpulkan bahwa sunnah mempunyai beberapa arti. Menurut ulama hadis, sunnah dan hadis adalah sama, menurut ulama usul pula, sunnah sama artinya dengan mandub.

Sedangkan ulama fiqih dibagi kepada dua,

    yang pertama sunnah adalah pekerjaan yang dilakukan Rasul atau dianjurkan Rasul untuk dikerjakan,
    dan yang kedua sunnah adalah pekerjaan yang dilakukan oleh khulafa ar-Rasyiddin,

seperti di dalam hadis baginda:


عليكم بسنتى وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدى تمسكو بها وعضوا عليها بالنواجذ واياكم ومحدثات االمور فان كل محدثة بدعة وكل بدعة ضاللة )رواه ابو داود(
Artinya:
    Berpaganglah kamu sekalian dengan sunnahku dan sunnah para Khulafa’ Rasyidin setelahku, berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia erat-erat dengan gigi gereham, jauhilah perkara-perkara baru yang diadakan kerana setiap amalan yang diada-adakan itu bid’ah, sedang setiap bid’ah adalah sesat.

Hadis di atas menunjukkan bahwa perbuatan khulafa ar-Rasyiddin juga sebagai sunnah untuk dilakukan, seperti azan dua kali pada hari Jum’at yang dilakukan oleh khalifah Ustman pada masa pemerintahannya.

b) Definisi Bid’ah

` Para Ulama’ mendefinisikan bid’ah dengan berbagai macam, dalam penulisan artikal ini, penulis akan mengambil beberapa defini para ulama saja antaranya:
  • a)menurut menurut imam Syafi’i, ia mendifiniskan bid’ah adalah:

  • المحدثات من االمور ضربان: احدها ما احدث مما يخالف كتابا او سنة او اثرا او اجماعا فهذه بدعة الضاللة والثانية ما احدث من الخير ال خالف فيه لواحد من هذا وهذه محدثة غير مذمومة
    Artinya: Perkara-perkara baru itu terbagi menjadi dua bagian.
      Pertama: Perkara baru yang menyalahi al Quran, Sunnah, Ijma atau menyalahi Atsar (sesuatu yang dilakukan di antara mereka yang mengingkarinya), perkara barus semacam ini adalah bid’ah yang sesat.

      Kedua: Perkara baru yang baik dan tidak menyalahi al Quran, Sunnah, mau pun Ijma, maka sesuatu yang baru seperti ini tidak tercela
  • b) menurut Ibnu Hazm lahir 384 H, ia berkata bid’ah adalah:

  • والبدعة كل ما قيل او فعل ما ليس له اصل فيما نسب اليه صلى هللا عليه واله وسلم وهو في الدين: كل ما لم يأت في القران وال عن رسول هللا صلى هللا عليه واله وسلم اال ان منها ما يؤجر عليه صاحبه ويعذر بما قصد اليه من الخير ومنها ما يؤجر صاحبه عليه ويكون حسناوهو ما كان اصله االباحة كما روي عن عمر رضى هللا عنه نعمت البدعة هذه وهو ما كان فعل خير جاء نص بعموم استحباب وان لم يقرر عمله في النص ومنها ما يكون مذموما وال يعذر صاحبه وهو ما قامت به الحجة على فساده فتمادى عليه القائل به
    Artinya:
      Bid’ah adalah tiap-tiap yang dikatakan atau perbuatan yang tiada asal pada sesuatu yang dinisbahkan kepada Rasulullah SAW, dalam agama adalah segala hal yang datang pada kita dan tidak disebutkan didalam al-Qur’an atau Hadis Rasulullah SAW. Ia adalah perkara yang sebagiannya memiliki nilai pahala, sebagaimana yang diriwayatkandariSayyidina`Umar RA: “Alangkah baiknya bid’ah ini.” Ia merujuk pada semua amalan baik yang dinyatakan oleh nash (al-Qur’an dan cssssq. GBTHadis) secaraumum,
      walaupun amalan tersebut tidak di jelaskan dalam nas secara khusus. Namun, Di antarahal yang baru, ada yang dicela dan tidak dibolehkan apabila ada dalil-dalil yang melarangnya.
  • c) MenurutIbnu Abdil Barr, ia merupakan ahli hadis dan ahli fiqih yang bermazhab Maliki.
    Ia lahir tahun 368 H. Ia membagi bid’ah kepada dua macam, hal ini dapat dilihat kepada pernyataannya:
    واما قول عمر نعمت البدعة في لسان العرب اختراع ما لم يكن وابتداؤه فما كان من ذلك في الدين خالفا للسنة التي مضى عليها العمل فتلك بدعة ال خير فيها وواجب ذمها والنهى عنها واالمر باجتنابها وهجران مبتدعها اذا تبين له سوء مذهبه وما كان من بدعة ال تخالف اصل الشريعة والسنة فتلك نعمة البدعة

    Artinya:Adapunperkataan Umar, sebaik-baikbidah, makabid’ahdalambahasa Arab adalah menciptakan dan memulai sesuatu yang belum pernah ada. Apabila bid’ah tersebut dalam agama menyalahisunnah yang telahberlaku, maka itu bid’ah yang tidak baik, wajib mencela dan melarangnya, menyuruh menjauhinya dan meninggalkan pelakunya apabila telah jelas keburukan alir annya. Sedangkanbid’ah yang tidak menyalahi dasar syariat dan sunnah, maka itu sebaik-baik bidah.
  • d) menurut Imam Izzudin Abdi al-Salam mempelopori pembahagian bid’ah menjadi lima, Ia lahir 577 H dan wafat 660 H, dalam hal ini ia mengatakan:
    البدعة فعل ما لم يعهد في عصر رسول هللا, وهى منقسمة الي بدعة واجبة, وبدعة محرمة, وبدعة مندوبة, وبدعة مكروهة, وبدعة مباحة.

    Artinya: Bid’aha dalah mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikenal (terjadi) pada masa Rasulullah. Bid’ah terbagi menjadi lima; bid’ah wajibah, bid’ah muharramah, bid’ah mandubah, bid’ah makruhah dan bid’ah mubahah.

  • e) Al-Qurtubi lahir tahun 580 H, ia berkata:
    قلت,وهو معنى صلى هللا عليه وسلم في خطبته: وشر االمور محدثتها وكل بدعة ضاللة, يريد ما لم يوافق كتابا او سنة او عمل الصحابة رضى هللا عنهم وقد بين هذا بقوله: من سن في االسالم سنة حسنة كان له اجرها وهجزا من عما بها من بعد من غير ان ينقص من أجورهم شيء ومن سن في االسالم سنة سيئة كان عليه وزرها ووزر من عمل بها من بعده غير ان ينقص من اوزارهم شيء, هذا اشارة الى ما ابتدع من قبيح وحسن وهو اصل هذا الباب

    Artinya: Saya katakan bahwa makna Hadis Nabi SAW yang berbunyi ‘Seburuk-buruk perkara adalah hal yang baru. Semua hal yang baru adalah Bidah, dan semua Bid’ah adalah sesat’ maksudnyahal-hal yang tidaksejalandengan al Qur an, SunnahRasul SAW danperbuatanShahabat Rasul SAW.Sesungguhnya hal ini telah diperjelas oleh Hadis lainnya, yaitu “Barangsiapa membuat-buat satu gagasan yang baik dalam Islam,maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dari pahalanya. Dan barangsiapamembuatgagasan yang burukdalam Islam, makabaginyadosanyadandosa orang yangmengikutinya.Hadisinimerupakanintipenjelasanmengenaiterbaginyabid’ahpa da yang baikdanbid’ah yang sesat.

  • f) Menurut Ibnu taimiyah yang dijuluki dengan Syaikul Islam lahir tahun 661 H, dalam fatwanya menyebut sebagai berikut:20
    ومن هنا يعرف ضالل من ابتدع طريقا او اعتقادا زعم ان االيمان ال يتم اال به العلم بان رسول لم يذكره وما خالف النصوص فهو بدعة باتفاق المسلمين وما لم يعلم أنه خالفها فقد لم يسمى بدعة. قال الشافعى البدعة بدعتان بدعة خالفت كتابا وسنة واجماعا واثرا عن بعض أصحاب رسول هللا فهذه بدعة ضالل وبدعة لم تخالف شيئا من ذلك وهذه قد تكون حسنة لقوله عمر نعمة البدعة هذه.هذهنحوه رواه البيهقى باسناده الصحيح في المدخل

    Artinya: “Dari sini diketahui kesesatan orang yang membuat jalan atau aqidah yang menganggap bahwa iman tidak sempurna kecuali dengan jalan atau aqidah itu bersamaan dengan itu ia mengetahui bahwa Rosul tidak menyebutkannya dan sesuatu yang bertentangan dengan nas maka semua itu adalah bid’ah sesuai dengan kesepakatan umat islam. Sedangkanbid’ah yang tidakdiketahuibertentangandengannas, makasesungguhnyaterkadangiatidakdisebutbidah.Imam Syafi’i berkata: Bid’ah ada dua.(Pertama) Bid’ah yang bertentangan dengan kitab, sunah, ijma dan asar dari sebagian sahabat nabi, maka ini adalah bid’ah yang4sesat. (Kedua) bid’ah yang samasekalitidakbertentangandenganempathaltersebutmakabid’ahiniterkadangb aiksebabucapanUmar :iniadalahsebaik-baikbidah. Ucapaninidan yang semisalnyadiriwayatkanolehBaihaqidengansanadshaḥiḥdalam Al-Madkhal.

    Seterusnya dalam mengkategorikan bid’ah, penulis dapati bahwa para ulama dalam mendefinisikan bid’ah, mereka menggunakan bermacam istilah antaranya dhalalah, ghairul mazmumah, hasanah, mahmudah, qabihah dan lainnya.

    Akan tetapi semua istilah itu megandung arti yang hampir sama, hanya segelintir ulama yang mengembalikan bid’ah kepada hukum yang lima yaitu wajib, sunnah, makruh, mubah dan haram.

    Oleh hal demikian, dapat disimpulkan bahwa bid’ah terbagi kepada dua katagori yaitu hasanah dan dhalalah, secara umumnya bid’ah dhalalah ialah lawan kepada sunnah atau suatu perbuatan baru yang menyalahi kitab, sunnah, ijma’ dan atsar, dan tidak mempunyai dalil yang khusus serta menyalahi dalil yang umum, manakala bid’ah hasanah ialah perkara baru yang tidak bertentangan dengan kitab dan sunnah, dan segala amalan baik yang dinyatakan atau diperintah dalam Al-Qur’an dan Hadis secara umum, dan tidak berlawanan atau bertentangan dengan dalil khusus. Sebagai contoh perbuatan membaca Al-Qur’an di kuburan, perbuatan ini di tunjuk oleh dalil yang umum berdasarkan firman Allah:

  • Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Racikan Bumbu Dasar masakan.

    PERBEDAAN JENIS GULA .